MENANG: Indonesia saat meraih medali emas dari cabang olahraga Bulu Tangkis - Foto Nett |
MEDALI tentu menjadi incaran para atlet dari seluruh dunia ketika ada perhelatan olimpiade. Bagi kontingen olimpiade, setiap keping medali emas, perak, maupun perunggu sangatlah berharga.
Namun ada fakta unik pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020, yang ternyata semua medalinya berasal dari daur ulang sampah. Berikut fakta menarik dari medali 'sampah' Olimpiade Tokyo.
1. Medali Olimpiade Berasal Dari Limbah Elektronik
Setiap komponen barang elektronik mengandung emas dan perak. Hal inilah yang mendasari pihak penyelenggara, Tokyo Organising Committee (TOGOC) untuk berinovasi dengan membuat medali dari limbah sampah elektronik.
BEKAS: Ponsel bekas dikumpulkan untuk jadi medali di Olimpiade Tokyo - Foto Nett |
Dikutip dari Wastatetodaymagazine, mereka mengumpulkan limbah elektronik tersebut dari operator seluler Jepang yang menjual ponsel seperti Docomo.
Sampah elektronik seperti ponsel sampai laptop komponennya dilebur untuk mendapatkan kandungan logam mulianya. Hasilnya berupa emas, perak dan perunggu yang dimanfaatkan sebagai medali di ajang Olimpiade Tokyo.
2. Perlu Waktu 2 Tahun Mengumpulkan Sampah Elektronik Menjadi Medali
Ide pembuatan medali dari limbah elektronik tersebut sudah dicetuskan TOGOC, jauh sebelum digelarnya Olimpiade Tokyo. Pihak panitia penyelenggara membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumpulkan berbagai macam barang elektronik dari berbagai lapisan masyarakat dan institusi. Pengumpulan dilakukan di kantor pos setempat dan instansi seperti kantor pemerintahan maupun swasta, hingga sekolah dan universitas di Jepang. Bahkan ada beberapa posko yang tersebar di Jepang khusus untuk mengumpulkan limbah barang elektronik, dari periode April 2017 hingga Maret 2019.
3. Limbah Elektronik Menghasilkan 35 Kilogram Emas
Pihak penyelenggara olimpiade berhasil mengumpulkan 78.985 ton perangkat elektronik termasuk 6,21 juta ponsel dari seluruh Jepang. Mereka mendapatkan logam mulia berupa 35 kilogram emas, 3.500 kilogram perak, dan 2.200 kilogram perunggu dari hasil peleburan.
AMBIL EMAS: Kandungan emas di alat elektronik - Foto Nett |
Jumlah itu cukup untuk membuat lima ribu medali emas, perak, dan perunggu yang diperebutkan oleh juara Olimpiade dan Paralympics 2020.
4. Kampanye Perbaikan Lingkungan Untuk Mengajak Masyarakat Berpartisipasi Langsung di Gelaran Olimpiade
Ide pembuatan medali dari kandungan logam mulia sampah elektronik di Olimpiade Tokyo, baru pertama kali dilakukan sepanjang gelaran olimpiade. Ini merupakan bagian kampanye perbaikan dan keberlanjutan lingkungan yang dilakukan oleh TOGOC.
Upaya ini juga untuk memasyarakatkan olimpiade. Maksudnya masyarakat bisa berpartisipasi langsung dalam event olahraga dunia dengan menyumbangkan sampah elektroniknya. Mereka berharap upaya ini dapat mengampanyekan pengelolaan sampah yang baik di setiap negara.
5. Kampanye Ini Akan Berlanjut di Olimpiade Paris 2024
Kampanye daur ulang sampah elektronik untuk medali ini mendapatkan respon positif dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Bahkan IOC berencana akan melanjutkan kampanye tersebut untuk Olimpiade Paris 2024.
LOGO: Olimpiade Paris di Tahun 2024 - Foto Nett |
IOC ingin ikut berkontribusi membawa tema perbaikan lingkungan dalam setiap gelaran olimpiade demi mengurangi sampah, terutama limbah elektronik.
Sumber: idntimes