 |
| CERMINAN DIRI: Belajar bermunasabah diri sangat penting agar kita tidak terlena saat meraih kesuksesan - Foto Nett |
SERING kali kita terlena dengan keberhasilan yang bisa kita raih dalam sebuah kehidupan, baik itu berhasil dalam berkeluarga, karir yang melejit, hingga bisnis yang sukses dikembangkan.
Namun dari segala pencapaian itu, kita sering terbuai dan lupa asalnya dari mana dan oleh siapa kita bisa mencapai sebuah kesuksesan yang diraih tersebut. Bahkan bukan hanya lupa, saat kesuksesan itu sudah diraih dan dinikmati, banyak pula diantara kita yang egois dan menganggap kesuksesan yang diraih adalah karena diri sendiri.
Padahal hal itu tentunya bukanlah sebuah hal yang baik, sebab dengan egois menganggap kesuksesan yang diraih karena diri sendiri dan lupa dengan jasa orang lain, membuat kita akan mudah jatuh kembali suatu saat nanti. Nah untuk menghindari prilaku tersebut, hendaknya kita bisa rutin melakukan Muhasabah Diri.
Kata muhasabah ini sendiri berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Dalam terminologi syari, makna definisi pengertian muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik itu yang bersifat vertikal, hubungan manusia hamba dengan Allah. Maupun secara hubungan horisontal, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia yang lainnya dalam kehidupan sosial. Bahkan prilaku ini merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT.
Saya sendiri orang yang cukup sering melakukan muhasabah diri ini. Biasanya cara yang saya pakai untuk muhasabah adalah dengan rehat sejenak dari berbagai aktivitas duniawi untuk merenung ditempat tertentu setelah sholat, sambil merievew sedikit hal-hal yang sudah saya capai dan lakukan hingga sekarang.
Jika dalam perenungan itu ada prilaku saya yang kurang baik atau tinggi hati, saya berusaha cepat-cepat untuk meminta ampun kepada sang pencipta dan berjanji untuk memperbaikinya. Ini dilakukan tak lain untuk mengindarkan diri agar tidak membuat sikap tersebut berlarut-larut yang tentu akan membuat saya bisa kena batunya dikemudian hari.
Cara ini bagi saya sendiri cukup efektif untuk menjaga diri agar kita bisa lebih menjaga diri dari gaya hidup yang tinggi hati. Selain itu cara ini juga bisa membuat saya lebih menghargai orang-orang disekitar kesuksesan saya dapat raih.
Bagi pebinis saya pun sangat menyarankan muhasabah diri ini menjadi bagian dari sikapnya. Melalui muhasabah kita bisa lebih rasional dalam berpikir terkait pengembangan usaha yang dirintis. Tidak malah berpikir ambisius berlebihan yang tentu bisa membawa bisnis berada dalam jurang kebangkrutan.
Pernah saya berikan usul pada seorang teman yang berbinis kuliner. Ia meminta pendapat saya terkait keinginanya yang ingin membuka cabang usahanya di daerah lain. Saya pun memberikan anjuran agar ia tak sembrono dulu terkait keinginannya itu dan bermunasabah diri terlebih dahulu untuk merenungkan betul-betul apakah memang sudah pantas usahanya itu dikembangkan ke daerah lain.
Namun karena ia lebih mementingkan egonya, dikesampingkannya lah cara bermunasabah itu dan terjebak ambisi ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat dari biasanya. Ia pun membuka cabang baru dengan meminjam modal dari perbankan. Ternyata rencana tak berbanding lurus dengan harapan. Keuntungan usahanya di cabang barunya ternyata tak menutup beban operasional yang dikeluarkan, malah membuat keuntungan yang ada di cabang utama jadi tergerus untuk mensuport cabang baru yang merugi.
Saya pun cepat-cepat mengingatkannya untuk segera bermunasabah diri. Ia pun lantas menurutinya. Dari hasil bermunasabah tersebut ia berkesimpulan masih banyak ternyata kekurangan yang dimiliki oleh usaha kulinernya itu. Ia pun lantas mengambil keputusan untuk menutup cabang baru dan fokus berbenah diri pada cabang utama.
Akhirnya, cabang utamanya pun kini terus berkembang pesat setelah ia terus menyempurnakan usahanya dengan membuat operasionalnya makin efesien, inovasi pada menu makanan ataupun minumannya hingga meningkatkan layanan para pegawainya. Setelah kurang lebih 2 tahun fokus pembenahan internal, ia pun lantas kini membuka cabang usahanya kembali di daerah lainnya dan sukses.
Nah kawan, sekali lagi saya ingatkan, sering-seringlah bermunasabah diri, khususnya saat kita ingin mengambil sebuah keputusan startegis dalam karir, usaha ataupun keluarga. Hal itu penting untuk menghindari kesalahan yang dapat merugikan diri dikemudian hari.
Penulis: H Deddy Subiantoro - Owner Tropis Group
Facebook/Instagram - Deddy Subiantoro/dedy_sknett
