![]() |
BERI MATERI: Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin Hj Ananda saat menceritakan pengalamannya menjadi seorang politisi - Foto Dok Arief |
HAIBANJAR.COM, KALSEL- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin Hj Ananda mengingatkan, perempuan yang ingin terjun ke dunia politik hendaknya mulai mempersiapkan diri sedini mungkin.
Baginya persiapan sedini mungkin penting, mengingat tidak mudah untuk menjadi seorang politisi perempuan di era sekarang. Diperlukan sebuah mental yang tahan banting dan tangguh untuk menjelma sebagai seorang politisi yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Bagaimana cara mempersiapkannya, salah satunya bisa dengan memulainya dengan aktif di organisasi kampus. Saya sendiri banyak belajar dan menimba ilmu dari organisasi kampus sebelum terjun ke dunia politik,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam kegiatan Dialog Perempuan dengan Tema “Apa Kabar Perempuan Indonesia?” yang dilaksanakan oleh Korp-HMI-Wati (KOHATI) Cabang Banjarmasin, Senin (10/2/2020) di Aula Asywadie Syukur Kampus Universitas Islam Nasional (UIN) Banjarmasin.
Selain itu yang paling penting untuk bisa sukses di dunia politik adalah niat yang mantap dan ikhlas untuk menjadikan politik sebuah ladang pengabdian. Kalau hal tersebut dapat dilakukan dirinya meyakini sesulit apa pun rintangan yang menghalangi, bisa dilalui dengan sebaik mungkin.
“Luruskan niat untuk berpolitik sebagai ladang pengabdian. Sebab kalau niatnya tidak lurus bahkan kotor, maka bisa membuat karir politik yang dirintis tidak berkembang atau hancur,” tegas Ketua DPD Partai Golkar Kota Banjarmasin tersebut.
Ia pun berharap para perempuan bisa saling dukung dan menguatkan saat terjun ke dunia politik. Hal ini penting mengingat saat ini jumlah politisi perempuan yang diperhitungkan di panggung politik terus berkurang dibanding masa order lama.
“Dulu ada Kartini Kartaradjasa dan Supeni dari Partai Nasional Indonesia (PNI). Kemudian Partai Kristen Indonesia (Parkindo) juga memiliki tokoh perempuan yaitu Walandauw. Demikian halnya di Partai Nadhlatul Ulama juga ada nama Mahmuda Mawardi dan HAS Wachid Hasyim. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan Orde Lama, keberadaan perempuan diperhitungkan di panggung politik. Namun semua itu sirna seiring dengan berakhirnya masa kekuasaan rezim Orde Lama dan berganti dengan Orde Baru,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Kalsel Bidang Perempuan dan Anak Hannah Muthmainnah Naparin menambahkan, agar perempuan bisa sukses dalam berkarir dalam bidang apa pun, tidak terkecuali politik, hendaknya bisa terus menempa pendidikannya sebaik mungkin agar bisa menjadi seorang yang berilmu.
“Ilmu tidak hanya berguna bagi karir seorang perempuan, tapi juga dapat membuat anak-anaknya menjadi pribadi yang unggul,” katanya.
Saat ini banyak sudah menurutnya sosok perempuan di Indonesia yang tidak kalah menginspirasi, salah satunya Ketua DPP PDI-P Megawati Soekarno Puteri dan Ketua DPR-RI Puan Maharani.
“Mereka ini perlu dicontoh, kalau perlu tokoh-tokoh perempuan semacam ini harus lebih banyak lagi kedepannya di Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Arief Rahman