![]() |
iPhone: tiba-tiba berbunyi nyaring, secara bersamaan. Di layar, pesan muncul dengan tegas. Foto Dok X/BGOnTheScene |
HAIBANJAR.COM, LA - Malam yang dimulai dengan protes damai berubah menjadi kekacauan besar di jantung kota Los Angeles. Ribuan demonstran turun ke jalan menentang operasi imigrasi oleh ICE. Namun seiring malam makin larut, protes berubah menjadi kerusuhan, penjarahan, dan kehancuran pada (9/6/2025) Los Angeles.
Di antara banyak toko yang menjadi korban, Apple Store Tower Theatre menjadi pusat perhatian dunia bukan hanya karena dijarah, tapi karena reaksi tak terduga dari perangkat-perangkat yang dicuri.
Puluhan iPhone yang digondol dari toko tersebut tiba-tiba berbunyi nyaring, secara bersamaan. Di layar, pesan muncul dengan tegas:
“iPhone ini dicuri. Kembalikan ke Apple Store terdekat.”
Tak butuh waktu lama, video perangkat yang berbunyi dan menunjukkan pesan itu menyebar luas di media sosial. Dalam hitungan jam, cuplikan iPhone yang “berteriak” menjadi viral menjadi simbol unik dari bagaimana teknologi modern dapat bertindak sendiri, bahkan setelah dicuri.
Reaksi otomatis perangkat Apple bukan kebetulan. Ini adalah bagian dari sistem keamanan terpadu yang telah dirancang perusahaan bertahun-tahun sebelumnya:
- Mode Hilang (Lost Mode) otomatis aktif saat perangkat dilaporkan dicuri
- Penguncian total yang tak dapat ditembus, bahkan dengan reset pabrik
- Alarm keras dan peringatan visual, dimaksudkan untuk mempermalukan pencuri
- Pelacakan GPS waktu nyata, membantu pihak berwenang memetakan pergerakan barang curian
Perangkat-perangkat tersebut menjadi tidak berguna, tidak bisa dijual kembali, dan bahkan tidak bisa digunakan untuk mengakses data pemilik sebelumnya. Bahkan pasar gelap pun menolak untuk menerima barang curian Apple akibat tingginya tingkat keamanan.
Apple, yang selama ini dikenal dengan desain elegan dan pemasaran agresif, kini mendapat pujian karena menciptakan sistem yang bukan hanya melindungi produk, tetapi juga mengirimkan pesan tegas: pencurian bukan hanya tindakan ilegal, tapi juga sia-sia.
“Ini bukan sekadar soal keamanan perangkat, tapi tentang menjadikan teknologi sebagai bagian dari keadilan sosial,” ujar salah satu pakar keamanan digital dari MIT.
Namun di balik keberhasilan Apple, kerusuhan itu sendiri meninggalkan luka mendalam bagi kota. Tak hanya Apple Store yang menjadi sasaran. Sejumlah toko Adidas, butik perhiasan, apotek ganja, hingga restoran lokal habis dijarah. Bangunan bersejarah seperti Museum Veteran Jepang-Amerika mengalami perusakan, memicu kemarahan masyarakat luas.
Lebih dari 100 orang ditangkap malam itu. Beberapa di antaranya diduga terlibat dalam pelemparan bom molotov ke arah polisi. Satu unit mobil polisi terbakar. Pemerintah kota segera meminta bantuan Garda Nasional, dan situasi baru dapat dikendalikan menjelang dini hari.
Kerusakan fisik ditaksir mencapai $134 juta, belum termasuk dampak psikologis dan sosial yang dirasakan warga. Bisnis kecil kehilangan harapan. Penduduk sekitar trauma. Demonstrasi yang semula bertujuan menuntut keadilan, kini justru meninggalkan luka kolektif.
Keberhasilan sistem keamanan Apple menunjukkan bagaimana teknologi dapat berperan dalam merespons kejahatan dengan cara yang tidak konfrontatif. Namun para pengamat sosial mengingatkan, kemajuan teknologi tidak bisa menjadi satu-satunya jawaban.
“Kita tidak bisa berharap pada iPhone untuk menyelesaikan masalah sosial,” kata Prof. Lena Ruiz, sosiolog dari UCLA.
“Yang kita lihat hanyalah gejala dari persoalan yang lebih dalam ketidakpuasan, ketidaksetaraan, dan kehilangan kepercayaan pada sistem.”
Apple, dalam pernyataan resminya, menyatakan keprihatinan atas kerusuhan dan menegaskan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan keamanan produk sekaligus berperan dalam membangun komunitas yang lebih aman.
Kerusuhan 9 Juni 2025 akan dikenang bukan hanya karena kerusakannya, tetapi karena satu momen simbolik yang mengguncang dunia digital: ketika barang curian “berbicara”, menuntut keadilan dalam bentuknya sendiri.
iPhone yang dicuri malam itu mungkin tak pernah kembali. Namun suara nyaring dari alarmnya menjadi pengingat bahwa di dunia yang semakin terhubung, kejahatan pun kini berhadapan dengan respons yang tak terduga bukan dari polisi, tapi dari perangkat di tangan pelaku sendiri.
Sumber: timesofindia