EDUFIN ON LOCATION: Kuliah Sambil Investasi -Foto Net. |
HAIBANJAR.COM, JAKARTA - Anak muda harus mulai mempersiapkan bekal untuk masa depan dengan baik. Salah satunya dengan melakukan investasi sedini mungkin. Founder Lombok Womanpreneur Club & Direktur NTB Mall Indah Purwanti Ningsih mengatakan dengan berinvestasi maka dapat melindungi nilai uang dari gerusan inflasi. Karena itu, dia mengajak para mahasiswa agar konsisten menyisihkan uang untuk ditabung dan diinvestasikan.
Hal tersebut disampaikan Indah dalam acara Edufin On Location Kuliah Sambil Investasi 'Atur Uang Jajan Bekal Cari Cuan & Cuan Besar Anti Tipu-tipu' yang digelar oleh OJK yang disiarkan YouTube Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu (5/10/2022).
"Yuk mulai dari diri kita sendiri, disiplin untuk menabung, disisihkan di awal bulan. Apalagi gampang sekarang untuk investasi. Cuma lewat handphone sudah bisa menghasilkan. Bahkan, dengan modal Rp 10 ribu bisa investasi reksadana," kata Indah.
Hal senada dikatakan oleh Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot. Sekar menyebut inflasi yang terjadi setiap akan menguras nilai uang yang dimiliki. Sehingga anak muda, khususnya mahasiswa, harus mulai membiasakan pola menabung dan investasi sejak dini.
"Dengan berjalannya waktu, daya beli bisa menurun karena adanya inflasi. Contoh, burger tahun 1997 harganya sekitar Rp 4.500. Tapi sekarang (harganya) sudah Rp 30-40 ribuan. Kebayang lonjakan harganya seperti apa. Sehingga (anak muda) harus bisa mengelola keuangannya," katanya.
Kendati demikian mahasiswa nggak boleh sembarangan dalam berinvestasi. Sekar menekankan para mahasiswa, khususnya yang masih investor pemula harus memahami terlebih dahulu tujuan keuangan serta profil risiko yang dimiliki. Sebab 2 hal tersebut akan mempermudah dalam menentukan jenis instrumen investasi seperti apa yang paling sesuai.
"Sebelum berinvestasi, tetapkan dulu tujuan keuangan. (Dengan begitu) baru bisa mengetahui jenis investasi apa yang sesuai. Misalnya targetnya mau punya rumah kapan. Apakah jangka pendek, jangka panjang. Itu yang akan menentukan jenis investasi," tuturnya.
Sekar pun merinci ada 3 tipe investor berdasarkan profil risikonya, mulai dari konservatif, moderat, hingga agresif. Tipe pertama, yaitu konservatif, merujuk pada investor yang tidak menyukai risiko, atau mereka yang cenderung memiliki investasi dengan risiko rendah. Bagi yang termasuk ke dalam golongan ini, maka jenis produk yang sesuai yaitu reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan surat utang negara.
"Kalau moderat, artinya mau mengambil risiko tapi tidak terlalu besar. (Cocoknya) reksadana campuran dan saham, serta saham yang sifatnya bluechip. Kalau (Anda) termasuk agresif, atau berani mengambil keuntungan yang lebih besar, itu bisa (memilih) saham atau investasi di peer to peer lending," tuturnya.
Akan tetapi, Sekar mengingatkan setiap investasi pasti ada risikonya. Hanya saja tingkat risiko bergantung pada return yang ditawarkan. Karena sejatinya prinsip investasi itu high risk, high return. Sehingga jika ingin mendapatkan return tinggi, maka harus siap dengan konsekuensi risiko yang tinggi pula.
Di samping itu, dia pun meminta agar mahasiswa tidak cuma ikut-ikutan teman dalam melakukan investasi.
"Istilahnya FOMO ya, Fear of Missing Out. Oh saya mau beli ini deh, pada beli apa, ngikut-ngikut. Itu jangan diikuti. Karena harus kembali ke prinsip pengelolaan keuangan di awal. Kenali diri Anda, kenali profil risiko Anda. Buat tujuan investasi, dan sesuaikan instrumen investasinya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Edufin On Location Kuliah Sambil Investasi merupakan salah satu upaya edukasi keuangan oleh OJK kepada anak-anak muda. Acara ini dilaksanakan di berbagai kota besar di Indonesia. Pada kesempatan hari ini, Edufin On Location Kuliah Sambil Investasi digelar di Gedung Teater FEB, Universitas Mataram (UNRAM), Nusa Tenggara Barat.
Sumber: finance.detik.com