![]() |
Foto: Antusias Siswa SMKN 1 Purbalingga Belajar Affiliate Marketing |
HAIBANJAR.COM, PURBALINGGA - Menyikapi perkembangan teknologi digital yang kian pesat, SMKN 1 Purbalingga mengambil langkah inovatif dengan memperkenalkan affiliate marketing kepada para siswanya. Sekolah ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menyediakan fasilitas dan praktik langsung untuk mendukung pembelajaran tersebut.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @markethinkclass, terlihat beberapa siswa sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Aktivitas mereka mencakup pengambilan video (video shooting), pengeditan, penataan ruang siaran langsung (live streaming), pemotretan produk, hingga pembuatan dan penghafalan naskah konten.
Program affiliate marketing ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan kewirausahaan digital yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Affiliate marketing sendiri adalah strategi pemasaran digital di mana seseorang memperoleh komisi dengan mempromosikan produk orang lain melalui tautan afiliasi.
Melalui pembelajaran ini, siswa dilibatkan dalam praktik nyata seperti pembuatan konten promosi, pemahaman strategi pemasaran digital, hingga analisis pasar. Antusiasme siswa cukup tinggi, terutama karena banyak dari mereka telah aktif di media sosial.
Langkah inovatif yang dilakukan oleh pihak terkait mendapat sambutan positif dari masyarakat, khususnya para warganet di media sosial. Banyak yang menilai kebijakan ini sebagai terobosan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Salah satu warganet dengan akun @saattt menyatakan apresiasinya secara singkat namun tegas. "Nah, gini. Bukan praktik nikah," tulisnya dalam sebuah unggahan.
Senada dengan itu, akun @AyahPrabu juga menyambut baik langkah tersebut. Ia menekankan pentingnya pembelajaran berbasis praktik di lapangan. "Mantap nih ikutin market... Bukan belajar teori-teori saja tapi langsung belajar kondisi pasar sekarang. Maju terus anak-anak bangsa. Semoga kalian semua sukses!" ujarnya.
Sementara itu, akun @AyuzAhmad menganggap pendekatan ini patut menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya. "Yang begini harusnya dicontoh sekolah-sekolah. Karena pada akhirnya, setelah lulus kita bertahan hidup dengan berwirausaha. Kalau cari kerja di negara Konoha, syaratnya naudzubillah, di luar nalar," ungkapnya dengan nada kritis.
Dengan inisiatif ini, SMKN 1 Purbalingga menunjukkan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Diharapkan, langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan literasi digital dan kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan.
Penulis: Realita